Jumat, 02 Desember 2011

TATA BUNYI



A.     Fonologi, Fonetik, dan Fonemik
fonologi adalah bagian dari ilmu tata bahasa yang mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Fonologi juga disebut tata bunyi
fonologi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1).  Fonetik, yaitu bagian ilmu bahasa yang menyelidiki / mempelajari tenang bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna. Fonetik juga disebut ilmu bunyi
2).  Fonemik, , yaitu bagian ilmu bahasa yang menyelidiki / mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna. Fonemik juga disebut ilmu fonem.
B.     Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mengandung pengertian serta makna yang dapat dipahami. Secara garis besar ada dua jenis bunyi bahasa yaitu :
1). Fonem yaitu kesatuan bunyi bahasa yang terkecil dan berfungsi sebagai pembeda arti.
Contoh
R dan t pada pasangan kata peri dan peti
a dan u pada pasangan kata bubur dan bubar
r dan s pada pasangan kata busuk dan buruk
f pada pasangan kata para dan paraf
p pada pasangan kata ada dan pada
k pada pasangan kata rusak dan rusak
2). Fona, yaitu bunyi bahasa yang tidak menimbulkan atau mempengaruhi perbedaaan arti
Contoh :
k pada pasangan kata tuti dan tutik
o pada pasangan kata besok dan besuk
h pada pasangan kata bila dan bilah

ketika kita berbicara maka ada tiga alat bicara sebagai penunjang terciptanya sebuah bunyi, yaitu :
-         udara
-         artikulator, yaitu alat-alat ucap manusia  yang mampu menghasilkan bunyi bahasa. Articulator terdiri dari bibir bawah, gigi, lidah, dan sebagainya. Alat ucap ini akan aktif disaat kita berbicara.
-         Artikulasi, yaitu alat ucap manusia yang dalam menghasilkan bunyi berperan sebagai titik sentuh dan bersifat pasif ketika kita berbicara. Artikulasi meliputi bibir atas, gigi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan sebagainya
  C.     Pita Suara
Pita suara sangat berperan dalam menciptakan bunyi bahasa disaat kita berbicara. Pita suara terletak pada bagian ujung dan pangkal tenggorokan. Disaat kita berbicara pita suara akan berubah ubah posisi. Sesuai dengan huruf yang kita lafalkan.

Pengertian Fonem
Fonem ialah bunyi bahasa yang terkecil yang dapat membedakan arti.
Contoh: (fonem harus ditulis seperti ini) /a/. /i/. /u/. /e/. /o/. /p/. /b/. /d/. /j/. /h/. /g/. /t/.
Untuk mengetahui sebuah bunyi itu fonem atau bukan, dapat kita gunakan pasangan minimal. Pasangan minimal ialah sepasang kata yang berbeda hanya sepasang bunyi saja.
Misal: kata buku dengan buka dapat kita pasangkan seperti ini:
Bu – ku (1)
Bu – ka (2)
Perbedaan makna kata kedua dari kata pertama ialah karena bunyi (a). Makna (a) merupakan sebuah fonem karena dapat membedakan arti kata pertama

Fonologi, Fonetik, dan Fonologi
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran atau bunyi ucapan.
Fonemik adalah ilmu bahasa yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda arti kata.
Fonetik adalah ilmu bahasa yang mempelajari bunyi ujaran, proses terjadinya bunyi oleh alat bicara, serta pemberian lambang bahasa untuk tiap jenis bunyi bahasa.
Alat Bunyi Bahasa
Alat bunyi atau ucap sangat berperan dalam melahirkan bunyi bahasa yang kita pakai sehari-hari.
Bagian alat ucap yang penting adalah:
- Rahang atas
- Rahang bawah
- Rongga mulut (rongga oral)
- Rongga hidung (rongga nasal)
- Rongga tekak (rongga pharyngeal), terdiri dari:
1. Bibir atas
2. Bibir bawah
3. Gigi atas
4. Gigi bawah
5. Belakang gigi (ceruk gigi)
6. Langit-langit keras (palatal)
7. Langit-langit lembut
8. Anak tekak
9. Lidah, terdiri atas:
a. Ujung lidah
b. Daun lidah
c. Tengah lidah
d. Belakang lidah
e. Akar lidah

10. Anak lidah (epiglotis)
11. Kotak suara atau pita suara (larynx)
12. Tenggorokan
13. Kerongkongan
14. Jakun (adam’s apple)

Proses Terjadinya Bunyi
1. Udara yang dihembuskan dari paru-paru keluar melalui tenggorokan menyentuh pinggir selaput suara yang ada di bagian atas tenggorokan (larynx).
2. Sentuhan udara pada pinggir selaput suara menyebabkan selaput suara bergetar, dan getaran suara itu menimbulkan bunyi.
3. Karena resonansi, turut bergetar udara yang ada di rongga tekak, rongga mulut, dan rongga hidung. Maka bunyi itu menjadi keras.
4. Dengan berbagai posisi lidah, berbagai sikap bibir, dan berbagai cara menghambat udara pernafasan keluar, maka terjadilah bermacam-macam bunyi yang dapat kita ucapkan yang merupakan bunyi bahasa.

Macam-macam Fonem Bahasa Indonesia
Berdasarkan keadaan selaput suara bergetar atau tidak bergetar dan cara pengaturan udara keluar oleh lidah dalam rongga mulut, kita dapat mengucapkan bunyi vocal, diftong, dan bunyi konsonan.
1. Bunyi vokal dan cirinya
Bunyi vocal adalah bunyi ujaran yang keluar dari paru-paru tanpa mendapat halangan
Contoh: a, i, u, e, o
Ciri-ciri bunyi vokal:
- ucapan (bunyi) diperpanjang atau diperlama
- tidak terjadi bunyi gesek, letup, getar, dan lateral dalam rongga mulut
- dapat menjadi puncak suku kata
- dapat berdiri sendiri sebagai suku kata: a – ku i – ni.

2. Bunyi diftong dan cirinya
Bunyi diftong atau vocal rangkap ialah bunyi dua vocal yang berturutan yang sekaligus dipakai sebagai sebuah suku kata.
Contoh: pantai, enau, amboi dan santai
Ciri-ciri bunyi diftong:
- hanya terdapat di dalam satu suku kata
- bentuknya ada tiga macam: ai, au, dan oi
- diucapkan sekaligus
Misal:



3. Bunyi konsonan dan cirinya
Bunyi konsonan ialah bunyi ujaran yang keluar dari paru-paru mendapat halangan.
Contoh: b, c, d, k, l, t, j, m, n, q, dan r.
Ciri-ciri konsonan:
- tidak dapat menjadi puncak suku kata
- tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah suku kata
- tidak semuanya diucapkan dengan selaput suara bergetar
- diucapkan dengan bunyi geser, letup, getar, spiran, atau bunyi lateral
Berdasarkan ciri-ciri bunyi vocal dan konsonan, ternyata bunyi /w/ dan /y/ sebagian memenuhi syarat bunyi vocal dan sebagian memenuhi bunyi vocal. Karena itu /w/ dan /y/ disebut semi vocal.

Pembagian Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi berdasarkan:
a. Bergetar tidaknya selaput suara pada waktu mengucapkannya, konsonan-konsonan dapat di bedakan atas:
1. Konsonan bersuara : konsonan yang diucapkan dengan selaput suara bergetar.
2. Konsonan tak bersuara : konsonan yang diucapkan dalam keadaan selaput suara tidak bergetar.
b. Berdasarkan daerah artikulasinya (dasar ucapnya), konsonan dapat dibagi atas:
1. Konsonan bilabial, daerah artikulasinya adalah bibir atas dan bibir bawah
Contoh: p, b, m
2. Konsonan labiodental, daerah artikulasinya adalah gigi atas dan bibir bawah
Contoh: f, v, w
3. Konsonan palatal, daerah artikulasinya adalah tengah lidah dan langit-
langit keras
Contoh: c, ny, j
4. Konsonan velar, daerah artikulasinya adalah belakang lidah dengan
langit-langit lembut
Contoh: t, n, d
5. Konsonan laringal, bunyi yang terjadi karena pita suara terbuka lebar
Contoh: h
c. Berdasarkan rongga yang dilalui udara waktu mengucapkan konsonan, bunyi konsonan dapat dibagi menjadi:
1. Konsonan sengau, konsonan nasal yaitu konsonan yang diucapkan dengan udara pernafasan yang semata-mata keluar melalui rongga hidung, karena rongga mulut tertutup.
Misal: - m konsonan sengau bilabial
- n konsonan sengau dental
- ny konsonan sengau palatal
- ng konsonan sengau velar

2. Konsonan biasa (tidak sengau), konsonan oral yaitu konsonan yang diucapkan melalui rongga mulut dengan udara pernafasan yang keluar.
Contoh: p, b, d, k, w.
d. Berdasarkan cara penghambatan udara keluar oleh lidah dalam mulut, konsonan dapat dibagi atas:
1. Konsonan geser (frikatif), yaitu bila udara keluar dari paru-paru, digeserkan sehingga terjadilah bunyi gesek atau frikatif.
Contoh: f, v, kh
2. Konsonan letup atau eksplosif, yaitu bila suara tertutup sama sekali, sehingga keluarnya terpaksa.
Contoh: p, t, g, d, j, b, q, k.
3. Konsonan getar atau konsonan tril, yaitu konsonan yang diucapkan dengan ujung atau daun lidah bergetar di palatal.
Contoh: r
4. Konsonan spiran atau konsonan desis, yaitu bila udara yang keluar dari paru-paru terhalang karena terjadi pengadukan, maka terjadilah bunyi desis.
Contoh: x, z, y, sy, s
5. Konsonan lateral atau konsonan likroida yaitu konsonan yang diucaapkan dengan udara yang keluar melalui pernafasan kiri dan kanan pada waktu ujung lidah menyentuh (melekat) pada bagian belakang gigi.
Contoh:
Macam-macam tekanan dan intonasi
Tekanan dibagi menjadi tiga macam:
a. Tekanan nada atau tekanan tinggi rendah
b. Tekanan dinamik atau tekanan keras lembut
c. Tekanan tempo atau tekanan panjang pendek
intonasi adalah gabungan dari tiga macam tekanan di atas dan ketiga tekanan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan sejalan atau bersamaan. Lebih-lebih, tekanan dinamik dengan tekanan nada.
Ketiga unsur di atas disebut tekanan. Dalam bahasa Indonesia, ketiga tekanan di atas cenderung di jumpai paada pembahasan kalimat, karena dapat mengubah arti kalimat, tidak berpengaruh sampai mengubah arti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar