Hello
semuanya.. Aku mau cerita nih, tentang kehidupanku yang unik.
Setelah
sekian lama aku duduk di sekolah Madrasah Aliyah aku akhirnya bisa lulus ujian dengan nilai yang
paling bagus di sekolah (maklum anak paling pintar di sekolah paling baik lagi..
Whahahaha). Aku punya cita-cita yang masih membingungkan dalam hidupku. Aku
punya cita2 jadi ahli ekonomi, di sisi lain aku juga ingin jadi dokter kandungan,
pikir-pikir aku mau jdi guru aja, ahhh, aku kan pendiam dan super pendiam.
Walau pendiam aku juga bisa ngomong kayak manusia normal lainnya. Maunya jadi
dokter tapi apalah daya aku bukan terlahir dari keluarga yang kaya dan entahlah
aku juga bukan lulusan dari jurusan IPA, karena sekolahku juga sih gak ada
jurusan IPA. Ahh, jangan menyalahkan sekolah, emang aku dari situnya tidak
mampu (maras banar kata orang Banjar). Nah pada saat itu aku mencari info
penerimaan mahasiswa baru di Unlam. Dan aku pun berniat mengambil jurusan
matematika. Aku berpikir kalau jurusan matematika itu hebat dan dibilang orang
hebat. Nah pas waktu aku dapat infonya aku mau langsung saja ke Banjarmasin untuk
mendaftar kuliah di Unlam karena aku tidak mengerti sedikitpun pendaftaran
sekarang yang lewat online itu (hahahaha ,maklum aja dulu aku masih gaptek). Lalu
aku membicarakan semuanya kepada orang tua dan mereka setuju-setuju saja kalau
aku mau ambil jurusan matematika. Aku dengan semangatnya menyiapkan
segala-galanya untuk berangkat ke Banjarmasin. Sehari sebelum aku mau berangkat
aku tak tau apa yang telah menyerang mataku. Waaw.. Paginya mataku sudah
bengkak sebelah, padahal sudah siap mau berangkat. Dan aku putuskan jadi
berangkat aku takut nanti orang tua berubah pikiran. Aku sengaja memasang terus
kacamataku dan aku naik ojek dulu menuju terminal pasar. Abah sengaja tidak
mengantar aku dan mama ke pasar karena takut motor kesayangan cepat rusak
karena Negara lagi calap (banjir yang setiap tahun melanda negara dan biasanya
lama keringnya, ada yang sampe dua bulan lebih). Aku berkata dalam hati kok
abah lebih sayang dengan motornya sih daripada aku. Ada masalah lagi nih, dalam
mobil aku masih saja teringat kalau aku kuliah pasti kangen sangat dengan
pujaan hati sebut saja si S. Biasa saja
bagiku duduk berjam-jam di mobil yang sangat sesak dan bau (nasib gak punya
mobil pribadi yang mewah), yang paling aku benci aku duduk disamping orang yang
merokok. Aku juga manusia yang butuh oksigen yang cukup untuk bernafas. Aku kan
bukan tumbuhan yang membutuhkan karbon dioksida tuk berfotosintesis. Akhirnya sampe
juga diterminal paling panjang sedunia yaitu terminal pal 6 Banjarmasin. Aku di
sana menunggu lagi naik taksi kuning jurusan Kayu Tangi (yang sekarang jadi mobil
angkotan favorit aku semenjak jadi Mahasiswa). sesampainya di BJM aku menginap
di rumah keluarga yang baru saja aku tau. Ternyata keluarga kami yang rata-rata
pengrajin emas dan penurih karet ternyata ada juga yang jadi dosen ekonomi dan
dosen hukum. aku juga kaget kok ada sih? semenjak melihat kenyataan itu
semangat mau kuliahpun semakin membara dan menggebu-gebu tidak hanya sampai S1
saja malah mau S2 , S3 pokoknya pengen jadi dosen yang gelarnya sampai professor
insinyur es nyiuuuur. kebetulan aku datang ke sana hari sabtu dan hari minggu
aku pertama kalinya diajak ke Duta Mall (DM singkatan gaulnya), sumpah aku gak
pernah yang namanya ke Mall, dulu sih pernah waktu kecil namanya Plaza Mitra
itu tidak sebesar DM. aku ke sana cuma jalan-jalan saja karena memang tidak ada
yang dibeli dan tujuannya bukan shoping, maunya sih shoping tapi gimana kalau
uang mamaku gak cukup lagi buat daftar kuliah. bisa gagal nih cita-cita hanya
karena mau shoping di DM. mataku yang semakin hari semakin bengkak saja, di DM aku
juga malu dengan mataku yang bengkak ini, makanya aku mau bentar-bentar saja di
DM, aku juga takut berdosa kalau ada yang menatap aku, dia juga terkena virus
yang menular ini. bayangin se DM ini terjangkit sakit mata. waahh, nanti ada
yang mau minta biaya obat ke aku. tekor jadinya. lebih baik aku pulang. sebelum
pulang aku mau ke Pasar Antasari dulu. silaturahmi dengan kakek (saudaranya
nenekku) kan beliau jualan emas di sana. hahaha aku menyebar virus lagi nih di
pasar. biarin aja deh kataku, cuek saja, kan tidak nampak juga karena aku pake
kacamata. setelah itu baru kami ke atas naik ke Ramayana, saatnya shoping
karena lebih murah. hahahaha..
saat
yang dinanti, aku siap-siap dengan baju rapi, kerudung yang rapi, terlihat
cantik dengan mata yang semakin bengkak. akupun diantar ibu dosen ke bank
mandiri untuk pembayaran SNMPTN, dan sekian lama antri dan aku sangat menggigil
karena banknya sangat-sangat dingin, maklum orang kampung yang tidak terbiasa
dengan ruangan ber AC. akhirnya selesai juga urusan di bank, dan aku menuju ke
kampus dan aku masuk ke rektorat. hahahaha akupun bingung apa yang harus
diambil selain matematika. aku harus memilih 3 jurusan, akhirnya aku pilihlah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan pendidikan Ekonomi. hahahahaha..
supan-supan
(malu2) aku mengambil formulir beasiswa bidikmisi. dan aku semakin semangat mau
kuliah karena aku termasuk kriteria penerima beasiswa. aku selalu berharap agar
aku bisa lulus SNMPTN agar dapat juga beasiswa itu. setiap hari aku berdoa dan
belajar sedikit-sedikit mengulang lagi pelajaran yang sudah bosan aku pelajari
waktu mau UN. tak apalah yang penting bisa kuliah gratis. hehehehe..
sudah
beres urusan di BJM aku mau menyusul abah dan adik-adikku ke Pulang Pisau,
Kalteng. dengan mataku yang bengkak ini aku ke berangkat ke sana. menyebarkan
virus lagi. hahahaha setelah sampai di sana ternyata adikku Lia juga sudah kena
sakit mata juga. katanya setelah sehari aku ke BJM dia baru kena sakit mata
juga. akhirnya setelah aku menikmati liburan di Pulpis aku dan keluarga pun
pulang ke Negara. dan aku akhirnya mataku sembuh dan aku dapat kabar kalau
keluarga di Pulpis kena semua virus sakit matanya. yang lebih kaget lagi
keluarga ibu Dosen kena juga. waaah parah nih kataku. memang hebat aku jadi
penyebar virus sakit mata. “semoga Allah SWT mengampuni dosaku”. kataku dalam
hati.
bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar