Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi anak-anak!
Apakah hari ini masih semangat belajarnya?
Walaupun kita tak bertatap muka secara langsung, semoga kalian
tetap semangat dalam belajarnya.
Alhamdulillah, kita masih diberikan kesehatan sehingga kita dapat
belajar kembali bersama walaupun hanya lewat daring (online)
Sebelum membaca materi, silakan klik link daftar hadir
berikut
DAFTAR HADIR BAHASA
INDONESIA KELAS 8
UNSUR-UNSUR NASKAH DAN PEMENTASAN DRAMA
A. Unsur Naskah Drama
Unsur-unsur
naskah drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan
unsur-unsur ekstrinsik.
1.
Unsur-unsur
Intrinsik Drama
a.
Tema
Tema adalah ide pokok
cerita (gagasan). Misalnya tema keagamaan, cinta, persahabatan, dll.
b.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh, pelaku yang
memerankan seorang tokoh dalam cerita. Penokohan adalah penggambaran watak setiap
tokoh. Ada tiga macam tokoh: (1) protagonis tokoh yang meampilkan kebaikan, (2)
Antagonis tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, (3) Tirtagonis tokoh
pendukung protagonis.
c.
Latar
Latar (setting) dalam arti
yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek
suasana (Budiyati, 2009:31).
d.
Bahasa
Bahasa adalah media
komunikasi antar tokoh yang digunakan dalam drama.
e.
Dialog
Dialog adalah percakapan
antara dua orang atau lebih tokoh.
Unsur dialog drama ada 3
bagian:
a.
Tokoh: Penulisan nama tokoh
b.
Wawancang: dialog yang diucapkan tokoh
c.
Kramagung: petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan
si tokoh, biasanya ditulis di dalam kurung.
Contoh:
Ahmad: Maafkan aku ibu,
aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. (bersujud din kaki ibunya sambil
menangis penuh penyesalan)
Tokoh:
Ahmad
Wawancang:
Maafkan aku ibu, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kramagung: (bersujud
din kaki ibunya sambil menangis penuh penyesalan)
f.
Alur
merupakan rangkaian peristiwa dan konflik
yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan
cerita, konflik awal, perkembangan konflik, penyelesaian.
g.
Amanat
Amanat
adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang.
2. Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik drama
adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan
dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:
a.
Kepercayaan pengarang.
b.
Latar belakang dan pandangan hidup pengarang
c.
Nilai-nilai agama, politik, ekonomi, budaya
d.
Kondisi psikologis pengarang
e.
Situasi dan kondisi yang melandasi penciptaan karya
3.
Unsur Pementasan
Drama
a.
Naskah Drama
b.
Pemain
Pemain merupakan orang yang
memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut juga aktor/aktris.
c.
Sutradara
Sutradara adalam pemimpin dalam pementasan
drama.
d.
Tata Rias
e.
Tata Busana
f.
Tata Panggung
g.
Tata Lampu
h.
Tata Suara
Tata suara yang biasa kita kenal
adalah bagian yang mengatur pengeras suara (sound system) dan musik pengiring.
Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai dengan suasana yang dibutuhkan,
seperti suasana sedih mungkin hanya diiringi dengan seruling yang ditiup
mendayu-dayu menyayat hati, suasana pertengkaran yang diiringi dengan musik
yang berirama cepat dan keras.
i.
Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam
pementasan drama. Semua unsur drama yang disiapkan, tentu dibuat untuk
penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon para penonton yang
menyaksikannya.
Ciri-ciri
Teks Drama
a.
Seluruh cerita berbentuk dialog, baik narator maupun
tokoh.
b.
Semua dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
c.
Naskah drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang
harus dilakukan oleh tokoh pemerannya.
d.
Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri
dialog.
e.
Mesti ada konfliks, aksi.
f.
Drama harus dilakonkan.
g.
Tempo masa kurang dari 3 jam.
h.
Tidak ada ulangan dalam satu masa.
Contoh
Teks Drama 1
Liontin
Setting
di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu
lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul
seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari
sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak
percaya.
Dito
muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak
di meja penjual.
Dito :
Emak…. kembalikan ini milikku
Emak : Apa-apaan kamu ini?
Dito :Tidak bisa mak, emak tidak bisa
menjualnya. Ini barang hasil temuan, tidak jelas pemiliknya
siapa
Emak : Sekarang benda itu milik emak, tahu!
Dito : Bukan mak, ini kepunyaan pemiliknya
Emak : Iya, emak sekarang yang jadi pemiliknya
Dito : Tidak bisa mak, titik!
Penjual
: Haduh, gimana ini? Jadi atau tidak menjualnya
Emak : Jadi
Dito : Tidak
Emak : Apa-apaan kamu ini? Sok tahu. Dengan uang
hasil penjualan benda ini kita bisa menutupi
kebutuhan kita selama sebulan
Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual
barang yang bukan milik kita itu haram mak
Emak : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih
seumur jagung nak!
Dito : Katanya itu dosa besar emak. Aku tidak
ingin emak masuk neraka Mak!
Emak : Dito, kamu ini bicara soal dosa. Kamu
sekolah saja tidak, tahu apa kamu tentang dosa.
Orang yang makan bangku sekolah
hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa
Dito : Tapi mak!
Emak : Sudah, tidak usah kamu pikirkan. Tidak
ada yang merasa dirugikan kali ini. Pemiliknya saja
mungkin sudah mengikhlaskan
benda ini. Toh dia pikir, ia tidak sengaja menjatuhkannya.
Sudahlah Dito turut saja kata
emak.
Penjual : Iya nak benar sekali kata emakmu. Toh
koruptor saja yang merugikan bangsa dan seluruh
rakyat masih bebas berkeliaran.
Mereka masi bisa bersenang-senang. Petantang-petenteng
dengan uang yang bukan miliknya
Dito : Dito tidak bisa mak. Dito tidak mau
dibesarkan dengan uang haram
Emak : Kayak orang suci saja kamu ini Dito.
Makanya jangan suka bergaul denga orang-orang
aneh itu.
Dito : Bukan begitu mak, mereka mengajarkan
Dito hal yang benar
Emak : Sudah, jangan sok mengajari Emak. Tahu
apa kamu soal ini. Kamu mau bilang Emak
serakah, Terserah!
Dito : Bukan begitu! (diam) Tapi Mak!
Emak : Walah, tidak usah tapi-tapian.
Kembalikan saja liontin itu pada mak
Penjual : Haduh, mengapa kalian ribut. Jadi atau
tidak menjualnya
Emak : Jadi
Dito : Saya tetap tidak akan menjualnya
Penjual : Sudahlah, dari pada kalian ribut. Sebaiknya
kalian pulang dulu. Besok datang lagi saja. Jika memang ingin menjual liontin
ini
Emak : Kami akan menjualnya kok!
Penjual : Kalo mau dijual yah silakan
Dito : Aku tidak mau, akan ku kembalikan dan
ku serahkan pada pemilikinya
Emak : Memangnya kamu tahu pemiliknya?
Dito :
Tidak, tapi yang jelas saya tidak akan menjualnya (pergi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar